![]() |
| Wilayah Kelurahan Gunung Anyar dan Rungkut menjadi daerah yang terendam banjir selama dua hari akibat hujan deras melanda Surabaya sejak Selasa (24/12) lalu. Foto: Diskominfo Surabaya |
SURABAYA, Saksimata - Wilayah Kelurahan Gunung Anyar dan Rungkut menjadi daerah yang terendam banjir selama dua hari akibat hujan deras melanda Surabaya sejak Selasa (24/12).
Banjir tersebut terjadi karena meluapnya sungai perbatasan antara Kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo.
Pemkot Surabaya mengerahkan sepuluh kendaraan DPKP (Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan) serta lebih dari 30 kendaraan tangki dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk menyedot genangan air.
Camat Gunung Anyar Kota Surabaya Ario Bagus Permadi mengatakan berdasarkan informasi warga yang sudah tinggal lama di Gunung Anyar, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam 30 tahun terakhir Salah satu penyebabnya adalah saluran perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo yang dipenuhi eceng gondok, sehingga menghambat aliran air.
"Terjadinya genangan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh warga, lebih dari 30 tahun baru kali ini terjadi hal semacam ini," ujar Ario.
Camat Gunung Anyar Kota Surabaya Ario Bagus Permadi mengatakan berdasarkan informasi warga yang sudah tinggal lama di Gunung Anyar, banjir kali ini merupakan yang terparah dalam 30 tahun terakhir.
Salah satu penyebabnya adalah saluran perbatasan antara Surabaya dan Sidoarjo yang dipenuhi eceng gondok, sehingga menghambat aliran air.
"Terjadinya genangan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh warga, lebih dari 30 tahun baru kali ini terjadi hal semacam ini," ujar Ario.
Ario mengakui saluran perbatasan ini bukan di bawah kewenangan Pemkot Surabaya, tetapi saluran itu merupakan kewenangan dari Dinas PU Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Timur dan Kementerian PUPR. Karena itu, pemerintah kota tidak bisa melakukan intervensi secara langsung.
"Kami tidak bisa melakukan intervensi langsung, karena itu bukan wewenang kami. Namun, Pemkot Surabaya tidak akan menutup mata," katanya.
Mengatasi permasalahan tersebut, Pemkot Surabaya akan melakukan intervensi sistem drainase di perumahan-perumahan lama Gunung Anyar. Selama ini perumahan tersebut mengalirkan air menuju ke sungai perbatasan Surabaya-Sidoarjo.
"Kami akan membangun saluran baru untuk mengalirkan air ke arah utara sehingga air masuk ke saluran Kebon Agung yang sepenuhnya dikelola oleh Pemkot Surabaya," jelas Ario.
Ario menambahkan tingginya genangan di wilayah Gunung Anyar juga diperparah oleh pasang surut air laut. Termasuk pula intensitas hujan deras di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
“Hujan deras menyebabkan saluran perbatasan meluber hingga airnya kembali masuk ke perumahan-perumahan di sisi utara sungai (Gunung Anyar)," ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Ario menyatakan Pemkot Surabaya akan memaksimalkan penataan sistem drainase.
Juga, memperbaiki koneksi saluran mati dan membangun saluran baru. "Kami juga mengimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air. Karena banyak sampah ditemukan saat penyedotan air," katanya.
Selain itu, pihaknya mengajak warga untuk bersama-sama membersihkan saluran dari eceng gondok yang terakumulasi di sepanjang sungai perbatasan.
Ario berharap Pemprov Jatim dapat bekerja sama untuk melakukan normalisasi dan membersihkan sungai perbatasan.
"Mari kita lakukan gerakan bersama membersihkan saluran, eceng gondok dan melakukan pendalaman sungai, termasuk melakukan normalisasi tepian sungainya sehingga menjadi lebih rapi dan lebih dalam.
Ke depan apabila terjadi pasang tinggi dan hujan dengan intensitas tinggi, (banjir) tidak lagi terjadi," pungkasnya.(Red)
