Misteri Tewasnya Diplomat Arya Dalam Kos di Menteng




JAKARTA, Saksimata - Seorang diplomat muda bernama Arya Daru Pangayunan (39) ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya yang terletak di Jalan Gondangdia Kecil No. 22, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi (8/7). Penemuan jasadnya pertama kali dilakukan oleh penjaga kos, yang mendapati kondisi kepala korban terbungkus lakban berwarna kuning. 

“Ketika ditemukan, korban terbaring di atas kasur dengan kepala tertutup lakban dan tubuhnya dibungkus selimut,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, dalam keterangannya pada hari yang sama. 

Kasus ini dilaporkan kepada pihak kepolisian sekitar pukul 08.00 WIB, dan petugas segera menuju lokasi untuk melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara.

"Benar, pagi ini kami menerima laporan dari warga mengenai penemuan seorang pria yang telah meninggal di dalam kamar kos di kawasan Gondangdia. Petugas dari Polsek Metro Menteng dan Unit Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat segera menuju lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara," kata Susatyo.

Polisi belum mengungkapkan penyebab kematian Arya. Penyelidikan masih berlangsung dengan memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan bukti-bukti.

"Tim Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat bersama Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih mendalami dan menganalisis semua keterangan saksi, rekaman CCTV, serta barang bukti lainnya untuk mengungkap penyebab kematian korban. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut seiring perkembangan kasus ini," tutup Susatyo.


Kamar Diberi Garis Polisi

Setelah insiden tersebut, kamar kos Arya yang terletak di nomor 105 diberi garis polisi. Tim kumparan mengunjungi lokasi pada Selasa (8/7) sekitar pukul 16.00 WIB. Suasana di sekitar tempat kejadian terlihat sepi, dengan hanya beberapa petugas kepolisian yang berjaga di area indekos yang terletak tepat di belakang toko vape.

Kamar korban berada tidak jauh dari pintu masuk kos, dekat dengan area parkir kendaraan. Indekos tersebut tampak seperti rumah tinggal biasa dan tidak memiliki papan nama. Akses masuknya cukup sempit, hanya dapat dilalui oleh satu orang, dan langsung menuju lorong kamar.

Di halaman kos, terdapat sebuah karangan bunga duka cita, meskipun beberapa tulisan di dalamnya tampak sengaja dihapus.


Jasad Korban Diautopsi

Jasad Arya telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalani autopsi. Proses ini dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kematian korban.

“Jasad korban saat ini telah dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk dilakukan autopsi demi memastikan penyebab kematiannya,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro.


Akses Pintu Satu Arah

Diplomat Arya diketahui telah menyewa kamar di indekos tersebut selama dua tahun. Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, menjelaskan bahwa indekos ini merupakan kos keluarga dengan sistem akses satu arah. Artinya, tidak ada orang asing yang dapat memasuki area kos tanpa sepengetahuan penjaga atau pemilik.

"Ini adalah kosan keluarga dengan dua pintu. Tidak mungkin orang asing tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Namun, ada akses melalui pagar depan, dan itu pun bersifat satu arah," jelas Kompol Rezha saat dikonfirmasi pada Selasa (8/7).

Menurut keterangan dari pemilik indekos dan petugas keamanan kepada polisi, hanya istri yang pernah mengunjungi lokasi tersebut. Selain itu, tidak ada orang lain yang diizinkan masuk kecuali penyewa kamar. "Tidak ada, tidak ada yang boleh masuk selain pemilik kamar kos," jelas Rezha.


Tanggapan dari Kementerian Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri menyampaikan rasa duka cita atas meninggalnya Arya. Judha Nugraha, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di Kemlu, menyatakan bahwa selama bertugas, Arya banyak menangani berbagai isu terkait WNI. "Kami mengonfirmasi bahwa saudara Arya Daru Pangayunan adalah seorang diplomat fungsional muda dari Kementerian Luar Negeri. Selama ini, beliau bertugas dalam menangani isu-isu WNI," ungkap Judha kepada wartawan di gedung DPR pada Selasa (8/7).

"Kementerian Luar Negeri menyampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum, yang meninggalkan seorang istri dan dua anak," ungkap Judha. Ia menambahkan bahwa Kemlu telah menyerahkan penyelidikan kasus ini kepada pihak kepolisian dan enggan berspekulasi mengenai penyebab kematian Diplomat Arya. 

"Kementerian Luar Negeri telah menyerahkan kasus ini kepada pihak berwenang, dan kami akan mengikuti proses yang dilakukan oleh kepolisian," jelas Judha. "Untuk informasi lebih lanjut mengenai kasus ini, silakan menghubungi pihak kepolisian," tambahnya.

Sementara itu, polisi mengungkapkan kesaksian dari satpam pada malam Senin (7/7). Menurut keterangan tersebut, Arya terlihat memesan makanan secara online dan kemudian makan di depan kamar kosnya. 

"Kesaksian satpam pada Senin (7/7) malam sekitar pukul 21.30 WIB menunjukkan bahwa dia masih memesan makanan online dan makan di depan kosannya," kata Kapolsek Menteng, Kompol Reza Rahandhi, kepada kumparan pada Selasa (8/7).

Bahkan saat itu, satpam sempat menyapa Arya. Saat itu semua tampak normal.

"Sempat menyapa dia juga. Semua tampak normal," ujarnya.(Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak